Adventskranz (lingkaran adven)

Sejak minggu kemarin sampai hari ini, aku udah melihat banyak sekali persiapan-persiapan natal yang dilakukan masyarakat, baik di rumah, pertokoan dan tempat-tempat umum lainnya. Nah karena itu artikel kali ini aku akan membahas lagi tentang sesuatu yang berhubungan dengan natal. Apakah itu??? Hohoho….Hari ini aku mau membahas tentang “ Adventkranz”, gara-gara di rumah udah ada Adventkranz sejak kemarin. Pada tau ga apa itu Adventkranz?Kalo masih belum tau…yuk disimak aja…hehe.


Der Adventkranz (lingkaran adven), dalam bahasa jerman Negara Austria mereka menyebutnya Adventskranz, adalah sebuah lingkaran yang dibalut dengan anyaman cemara, dihiasi dengan beberapa aksesoris dan ada 4 lilin di atasnya. Biasanya sekitar 1 bulan sebelum Natal, setiap keluarga sudah mulai membeli Adventkranz atau mereka membuat sendiri Adventkranz dan meletakkannya di ruang keluarga atau di meja makan. Nah sebenernya arti Adventkranz ini apa sih? Gimana sejarahnya? Yuk mari kita ulas.


Kata “Adven” berasal dari bahasa latin “Adventus” yang artinya kedatangan. Adven ini adalah waktu bagi orang-orang Kristiani untuk mempersiapkan iman mereka menunggu kelahiran Yesus yang kita peringati sebagai hari Natal. Adventkranz pertama kali dicetuskan pada tahun 1839 oleh Johann Hinrich Wichern (1808-1881) yang adalah seorang theolog Lutheran-Injili dan juga seorang pengajar. Kisah ini berawal saat Wichern pergi dengan anak-anak yang hidup dalam kemiskinan ke sebuah “Rauhen Haus”, sebuah rumah pertanian tua dan dia melayani anak-anak ini disana. Wichern melayani anak-anak dan para remaja yang hidup tanpa orang tua. Layaknya anak-anak, mereka selalu bertanya kapan natal tiba, akhirnya Wichern memiliki ide untuk menunjukkan kepada anak-anak yatim piatu ini berapa lama lagi mereka harus sabar menunggu datangnya natal. Dia ingin mencoba mempersingkat waktu menunggu natal ini dengan ide Adventskranz. 



Saat itu Wichern mengambil sebuah roda gerobak tua, karangan bunga dan meletakkan 28 lilin di atasnya, 24 lilin kecil berwarna merah dan 4 lilin besar berwarna putih. Setiap malam anak-anak diijinkan menyalakan 1 lilin kecil berwarna merah dan pada hari Minggu Adven, anak-anak menyalakan juga lilin besar berwarna putih. Pada hari Minggu sebelum natal, semua lilin sudah terbakar dan cahaya lilin menerangi seluruh ruangan. Karangan bunga dan lilin ini digantung di panti asuhan. Adventskranz yang pertama kali yang dicetuskan oleh Wichern sebenarnya memiliki 28 lilin di atasnya dan sampai sekarang masih digantung di “Rauhen Haus” dekat Hamburg yang memiliki diameter sekitar 2 meter. Di jaman sekarang ini, Adventkranz adalah sebuah lingkaran yang dianyam dengan cemara dan diberi hiasan-hiasan khas natal serta 4 buah lilin besar di atasnya.




Sekitar 20 tahun kemudian, pemimpin rumah Wichern mulai menghiasi roda ini dengan cabang-cabang pinus. Johann Heinrich Wichern sering mengemukakan ide Adventkranz ini di sebuah gereja, akhirnya ide ini menjadi cepat terkenal. Pada tahun 1848, Wichern ikut serta berpartisipasi dalam sebuah “Inneren Mission” (Mission disini artinya Bantuan) dalam hal batin, rohani atau secara psikologi. Misi ini bertujuan membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan mendesak. Pada saat itu banyak sekali orang-orang yang hidup di dalam kemiskinan dan Adventkranz ini seharusnya menjadi sebuah pengharapan sebelum natal. Bertahun-tahun kemudian banyak sekali gereja-gereja Protestan yang mulai mengadopsi kebiasaan ini.




Pada tahun 1925 gereja-gereja Katolik juga mulai mengikuti kebiasaan ini dan di Köln pertama kalinya Adventskranz ini digantung. Adventskranz ini hanya memiliki 4 lilin dan hanya satu lilin saja yang dinyalakan setiap Minggu Adven hingga minggu adven keempat. Sebenarnya alasan dari gereja-gereja Katolik dan Protestan hanya menggunakan 4 lilin adalah karena setiap orang ingin menggantung juga Adventskranz di rumah-rumah atau di apartemen mereka. Sebagian besar masyarakat memiliki ruang yang cukup untuk menggantung roda beserta 28 lilinnya tapi sebagian masyarakat lainnya tidak memiliki ruang sebesar itu. Oleh karena itu, Adventskranz dibuat lebih kecil dan hanya memiliki 4 lilin saja. Tradisi natal ini sekarang sudah banyak diadopsi oleh banyak negara.





Sebenarnya ada kecurigaan mengenai kapan pertama kali adanya Adventskranz. Beberapa pihak meyakini bahwa Adventskranz ini sudah ada sejak lama sebelum Weinrich mulai mengenalkannya pada masyarakat. Hal ini dikaitkan dengan sebuah puisi yang ditulis oleh Matthias Claudius (1740-1815) yang menggambarkan tentang lingkaran adven ini (Adventskranz). Puisi ini ditunjukan oleh cucu buyutnya yang bernama Hermann Claudius (1878-1980). 


Ada beberapa interpretasi symbol dari Adventskranz ini. Cahaya dari lilin-lilin ini melambangkan sebuah harapan yang tumbuh dari lahirnya Yesus Kristus yang menurut iman Kristiani adalah “Terang Dunia”. Ada beberapa interpretasi yang muncul berkaitan dengan bentuk melingkar pada adventkranz, symbol dari karangan-karangan bunga, tumbuh-tumbuhan musim dingin dan juga warna yang digunakan. Lingkaran Adven ditafsirkan sebagai bumi dengan 4 arah mata angin. Lingkaran melambangkan kebangkitan yang memberikan hidup kekal, hijau adalah warna kehidupan dan lilin-lilin yang memberikan cahaya adalah menerangi dunia di malam natal.




Para uskup di gereja Katolik memiliki ritual untuk pemberkatan Adventskranz. Di gereja-gereja Katolik dan daerah-daerah Katolik, masyarakat terkadang memiliki kebiasaan menghias Adventskranz dengan tiga lilin berwarna ungu dan satu lilin berwarna merah muda. Lilin yang berwarna merah muda ini dinyalakan pada minggu ketiga adven yaitu “Sonntag Gaudete” (bahasa latin: artinya Bersukacitalah!). Simbolisme warna berdasarkan pada warna dari pakaian liturgis (upacara ibadat). Warna liturgis adven adalah ungu, tetapi pada minggu ketiga dapat juga diganti dengan menggunakan pakaian warna merah muda. Kadang-kadang Adventskranz dihiasi dengan 4 warna lilin yaitu ungu, merah, merah muda dan putih yang dinyalakan sesuai urutan.

Di sebagian Katolik Irlandia, Adventskranz terdiri dari 5 buah lilin yang berwarna 3 lilin ungu, 1 lilin pink dan 1 lilin putih. Pada Adven pertama dan kedua, mereka menyalakan lilin ungu yang melambangkan refleksi dan pertobatan, pada adven ketiga mereka menyalakan lilin pink yang melambangkan antisipasi pesta pora. Lilin ungu terakhir menggambarkan akhir musim natal dan menyala pada minggu adven keempat. Lilin kelima yang berwarna putih terletak di tengah Adventskranz yang digunakan pada saat malam kudus. Masyarakat protestan di Norwegia juga mengenal tradisi untuk memilih warna liturgis. Tradisi gereja Lutheran Norwegia adalah 4 lilin berwarna ungu. Di Swedia lilin pertama berwarna putih dan 3 lilin lainnya berwarna ungu. Warna putih untuk menunjukkan warna surga seperti yang ditulis oleh Kristin Solli Schøien dalam buku, " I en kurv til min datter" (2003) yang menjelaskan tentang adanya tradisi bahwa lilin-lilin adven harus diletakkan berdampingan atau dinyalakan berlawanan dengan arah jarum jam. Penyalaan lilin yang berlawanan dianggap salah dalam tradisi ini.



Nah sekarang udah pada tau kan apa itu Adventskranz? Ih sekarang jadi pada pinter-pinter neh...ga udik lagi (pujian ditujukan pada diri sendiri juga...haha). Mungkin temen-temen jadi pada pengen punya Adventskranz juga buat menyambut natal...gampang kok, kalian tinggal berkreasi sendiri dengan apa yang ada di rumah. Mungkin kalian bisa menggunakan Ban bekas untuk lingkaran Adven dan bisa mengganti cabang-cabang cemara dengan ilalang ato tanaman lain dan bisa juga mengganti lilin-lilinnya dengan petromax...hahaha. Be creative lah ya..hahaha. Oh iya jangan lupa, minggu depan udah mulai Adven pertama makanya buruan bikin Adventskranz sebelum terlambat.
Ok deh ya...aku cap cus dulu...muuuaaacccchhhhh...






Klagenfurt, 17 November 2011, 08:38 am

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Ga Koment Ga Dapet Jatah

Share

Widgets

Widgets